Kamis, 15 Desember 2022

BAGAIMANA ARKY GILANG WAHAB MENGOLAH SAMPAH ORGANIK MENJADI LEBIH BERMANFAAT


www.bundanara.com


Banyak faktor penyebab masalah sampah di Indonesia, salah satunya kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Hal tersebut bisa disebabkan karena kebiasaan hidup dan budaya masyarakat di Indonesia. 

Terkadang pengelolaan sampah rumah tangga masih banyak yang membuang sampah secara bersamaan artinya sampah organik dan sampah non organik manjadi satu dan itu membuat lebih susah dalam memilah sampah.

Belum lagi sampah organik yang di hasilkan dari pasar dan restoran maupun pemilik usaha catering sangat banyak sekali dan apabila sampah langsung dibuang ke TPA pastinya akan menambah produksi sampah makanan yang mengasilkan cairan leachate yang berbahaya. Dimana cairan ini bisa mengurangi kualitas tanah dan air di sekitar sampa. Selain itu, tumpukan sampah organik juga menghasilkan gas metana, apabilan disimpan dalam kondisi tertutup kekurangan sinar matahari dan oksigen dapat meledak. Dan sampah organik pun ikut berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan pemanasan global.

Sejatinya sampah yang dihasilkan dan lingkungan menjadi tanggung jawab kita semua. Tentunya dari masalah sampah organik ini banyak sekali penggiat lingkungan yang mengolah sampah menjadi lebih bermanfaat seperti salah satunya yaitu kompos yang digunakan untuk berkebun. Dan mereka pun dibantu oleh pemerintah dan pihak swasta.

Semakin banyak penggiat dari kalangan anak muda yang berkontribusi dalam memecahkan masalah sampah organik ini. Mereka terus melakakukan inovasi agar bisa manfaat untuk orang-orang sekitar. Semangat para anak muda ini sangat patut diberikan apresiasi.



 

Seperti yang di lakukan Arky Gilang Wahab pemuda kelahiran Banyumas, 8 September 1986 karena di tempat tinggalnya Desa Banjaranyar di Kabupaten Banyumas mengalami darurat sampah sehingga sampah menjadi menumpuk di beberapa sudut desa sampai menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu aktivitas warga.

 

Dari hal tersebut diatas Arky mempunyai gagasan untuk desanya dengan program Sistem Konversi Limbah Organik untuk Menciptakan Ketahanan Pangan sehingga menjadi lebih bermanfaat. Dan tentunya menjadi peluang bisnis baru untuk pakan ternak dan ikan yang dihasilkan dari sampah organik berupa kompos dan maggot.

 

Dengan Maggot Sampah Organik Lebih Bermanfaat

Karena di Desa tempat tinggal Arky banyak pembudi daya maggot akhirnya Arky mempelajari lebih mendalam mengenai maggot dari pembudi daya maggot di dekat tempat tinggalnya. Dan dari situlah dia melihat peluang besar dalam budi daya maggot sebagai upaya membantu pemerintah dan lingkungan.

Dengan maggot atau larva lalat jenis Black Soldier Fly (BSF), Arky melihat hal tersebut merupakan salah satu solusi dalam mengolah sampah organik yang menumpuk di lingkungan tempat tinggalnya.

Maggot adalah larva, atau bisa dibilang belatung orang mengenalnya. Banyak yang geli dengan bentuknya tapi maggot jelas berbeda dengan larva lalat biasa maupun lalat hijau. Maggot sendiri dapat mengekstrak energi dan nutrient dari sisa makanan, sampah sayuran, kotoran, bangkai hewan sebagai bahan makanannya.

Hal pertama yang dilakukan Arky adalah dengan mengumpulkan sampah organik untuk diolah menjadi bubur sampah sebagai makanan maggot. Setelah beberapa waktu, maggot pun siap panen dibagi dua. Yang pertama bisa langsung dijual ke petani ikan, dan yang kedua dengan dikeringkan untuk kemudian dijadikan pakan ternak. Selain itu, maggot juga mengubah dan memproses bubur sampah ini menjadi pupuk organik. Pupuknya bisa langsung dijual oleh Arky kepada petani setempat.

Apa yang dilakukan oleh Arky tidak hanya membantu mengurangi masalah sampah yang terjadi di desanya, tetapi sekaligus mengembangkan usaa pakan ternak/ikan sebagai tambahan mata pencaharian warga.




Pupuk organik yang dihasilkan dari pengolahan maggot jauh lebih sehat dan bagus karena banyak kandungan proteinnya daripada pupuk kimia dan pelet ternak biasa. Dan harganya pun jauh lebih murah sehingga meringankan beban perekonomian masyarakat apalagi para petani yang terdampak pandemi Covid-19.

Pemerintah Banyumas sendiri merasa terbantu dengan adanya program milik Arky, sehingga pemerintah memberikan dukungan berupa tempat pengolahan bubur sampah yang akhirnya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah terpadu (TPST).  Dan jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) berkurang. Dan tidak ada lagi tumpukan sampah di sudut-sudut desa.

Dan setiap harinya ada 5 ton sampah organik yang dikerjakan oleh Arky dan timnya. Lalu sampah yang tidak dapat diurai hanya tersisa 30% yang kemudian berakhir di TPA. Program Arky pun bermitra dengan 30 pembudi daya maggot dan berhasil membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar, baik di bidang pengolahan bubur sampah maupun penjualan maggot.

Dari program yang dijalankan Arky banyak meguntungkan banyak pihak diantaranya masyarakat yang sudah tidak terganggu lagi ole bau menyengat dari tumpukan sampah, TPA tidak cepat penuh, dan perekonomian masyarakat pun meningkat.

Upaya yang dilakukan Arky ini tidak luput dari hambatan dan tantangan, tapi Arky mampu membuktikan bahwa dia mampu melewatinya dengan penuh semangat dan keyakinan dalam mewujudkan programnya.

Karena sosok Arky yang masih muda inspiratif di bidang lingkungan, dan atas upanya yang telah dilakukan dalam mengatasi masalah sampah di Kabupaten Banyumas serta mengangkat perekonomian Desa dengan menjalankan program konversi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan dan menjaga kelestarian lingkungan, menjadikan Arky menjadi salah satu pemuda penerima Anugerah Astra Satu Indonesia Awards tahun 2021.

Semoga dengan semangat yang dimiliki Arky mampu menginspirasi lebih banyak pemuda pemudi untuk ikut melestarikan lingkungan dengan ide dan inovasi yang mereka punya sehingga menjadikan Indonesia menjadi lebih baik.


Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia

www.bundanara.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar