Senin, 21 Maret 2022

BERTEMU DENGAN INNERCHILD

 



Beruntungnya saya, hari Sabtu kemarin di tanggal 19  Maret 2022 bisa mengikuti webinar tentang innerchild yang diadakan oleh Komunitas ISB bersama narasumber keren yaitu Ibu Diah Mahmudah, S.Spi (Psikolog & Psikoterapi) dan Bapak Dandi Birdy, S.Pi (Psikoterapi & Founder Biru DANDIAH). Dan moderatornya di pandu langsung oleh Teh Ani Berta (Founder Komunitas ISB). Tentunya dengan tema “Berdamai Dengan Innerchild”.



Setiap orang pasti memiliki innerchild tapi beda juga bagaimana innerchild yang terjadi pada masing-masing individu ada yang mengalami innerchild baik penuh dengan kebahagiaan (positive innerchild) ada juga yang mengalami innerchild buruk penuh dengan kemarahan, kesedihan (negative innerchild). Termasuk dengan saya sendiri yang mengalami innerchild, ada beberapa memori masa kecil yang tidak terlupakan hingga kini yang rasanya jika di ingat masih merasuk ke dalam hati. Tapi meski begitu kita yang mempunyai memori negative innerchild tidak sepenuhnya bisa menyalahkan pengasuhan orang tua kita. Bisa jadi mereka pun mempunyai luka innerchild di masa kecilnya yang masih mereka bawa hingga dewasa dari orangtuanya terdahulu. Padahal sebenarnya bukan seperti itu. “Melainkan bukan untuk mengubah takdir atau menyalahkan takdir tapi untuk mengubah respon kita pada takdir,” Bu Diah berkata dalam webinarnya.

Pengertian innerchild sendiri yaitu pengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan baik. Orang dewasa bisa memiliki berbagai macam kondisi innerchild yag dihasilkan oleh pengalaman positif atau negatif yang dialami masa lalu.

-John Bradshaw, 1990-


Mengapa ada luka ?

Mengapa ada anak durhaka ?


Dua-duanya bisa berkaitan dari pola asuh orang tua yang membuahkan pengasuhannya hingga menjadikan anak yang nantinya juga akan punya innerchid. Orang tua pun bisa menjadi orang tua yang durhaka yang dzalim kepada anaknya. Berikut ada 3 pola asuh orang tua :


1. ABUSIVE

Tipe perilaku orang tua yang bisa melukai psikologis anak bisa berbentuk verbal maupun non verbal. Jika zaman sekarang bisa disebutnya dengan toxic parents. 


2. Not Supportive

Tipe orang tua yang hanya peduli kepada anak, memenuhi kebutuhan anak seperti membelikan apa yang diperlukan anak, akademisnya di support sekali tapi tidak memberikan cinta yang lebih dibutuhkan anak sehingga anak menjadi kesepian.


3. Supportive Parents

Tipe orang tua yang penuh cinta sehingga tangki-tangki cinta anak terpenuhi menjadikan anak yang hangat, lembut sehingga menjadi keluarga yang bahagia, harmonis dan penuh kasih sayang.





Lantas bagaimana kita menyembuhkan luka dengan innerchild agar bisa berdamai dengan hati kita sehingga  tidak lagi nantinya terbawa luka innerchild  dalam mengasuh anak-anak kita kelak. Yang pertama adalah kenali tanda-tandanya jika ada makan segeralah meminta bantuan kepada psikolog dengan pemulihan jiwa yang terluka dengan diberikan ilmu self healing threapy. Healing disini itu harus fight bukan flight atau freeze. Jadi atasi lukanya sesuai dengan penyebab lukanya. Bukan juga healing zaman now yang vacation atau mukbang makanan kekinian ya klo tetep masalahnya belum kelar heuheuheu… setelah itu pencegahan agar luka pengasuhan STOP di kita.


Semoga sharing saya di webinar kali ini membawa manfaat untuk yang membacanya dan jika teman-teman ada yang ingin pemulihan dan pencegahan pada innerchildnya bisa banget konsultasi ke sini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar