Aktivitas Belajar Sambil Bermain Dirumah Saat Pandemi. Banyak orangtua termasuk saya sendiri mengeluh aktivitas belajar dilakukan secara online karena hubungan antara anak dengan gadget menjadi bertambah yang biasanya hanya diperbolehkan ketika ayahnya libur kerja kini harus dihadapkan setiap hari dengan waktu kurang lebih 1-2 jam perhari.
Lantas bagaimana dengan anak usia 4 tahun perlukah untuk belajar online dengan mendaftar sekolah TK atau haruskah belajar dirumah dengan orangtuanya ? ini selalu menjadi pertanyaan di dalam benak saya setelah saya kemarin selama 6 bulan menyekolahkan anak sulung di sekolah TK A dengan cara belajar online dari rumah. Ada sisi baiknya juga yaitu melatih anak disiplin bangun pagi selain itu anak juga belajar untuk mengerjakan tugasnya dengan tepat waktu, dan menjalin hubungan sosial dengan teman-teman barunya.
Tapi ada juga anak yang tidak mau sekolah online dan kurang semangat jika belajarnya terus-menerus online termasuk anak saya dan ini menjadi pertimbangan apakah akan dilanjut ke semester depan untuk sekolah TK A lagi atau saya luangkan waktu untuk mengajar materi TK A dirumah. Karena jujur sayang sekali biaya yang dikeluarkan apalagi di masa pandemi ini kita sebagai orang tua pun harus pintar mengatur keuangan untuk biaya pendidikan anak-anak jangan sampai anak-anak putus sekolah hanya karena terkendala biaya.
Dan ini masih jadi perbincangan antara suami dan saya apakah lanjut atau tidak dengan sekolah TK A anak sulungku ini dan harus ditanya juga pendapat sang anak apakah masih mau sekolah TK A atau tidak. Kita pun sebagai orang tua tidak boleh mengambil keputusan sepihak meskipun anak kita masih umur 4 tahun, tapi dia sudah mempunyai pendapat sendiri untuk di utarakan.
Nah, kali ini saya ingin berbagi aktivitas apa yang bisa dilakukan dirumah selama pandemi agar anak pun bisa bermain sambil belajar ada nilai yang didapatkan dari bermain dirumah. Karena anak-anak belum bisa belajar terlalu lama untuk fokus jadi harus diselingi dengan aktivitas bermain. Tapi sebelumnya kita bahas terlebih dahulu aspek perkembangan anak usia dini di bawah ini yang diambil dari Buku Best Seller Rumah Main Anak karya Julia Sarah Rangkuti.
1. Aspek Perkembangan FisikPerkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Perkembangan motorik pun terbagi 2 lagi yaitu :
- Motorik Kasar, berhubungan dengan aktivitas fisik dan keseimbangan yang melibatkan otot tangan, kaki dan seluruh tubuh anak. Seperti kemampuan duduk, menendanng, berjalan, berlari, naik turun tangga, melompat dan lain sebagainya.
- Motorik Halus, berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi mata dan tangan. Dan ini harus dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang rutin dilakukan seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas, belajar memegang pensil dan lain sebagainya.
Ranah kognitif adalah yang mencakup dengan kegiatan mental (otak), yang berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, serta kemampuan mengevaluasi.
Perkembangan bahasa bisa di mulai dari si kecil di dalam kandungan kita dengan mengajaknya berbicara dan setelah dia lahir pun jangan lelah untuk mengajak berbicara si kecil ataupun membacakan buku cerita karena itu akan menambah kosakatanya ketika tiba saatnya si kecil mulai bisa bicara. Dan perlu diingat untuk mengajak berbicara si kecil tidak usah kita dicadel-cadelkan karena itu sangat berpengaruh pada kemampuan perkembangan bahasanya nanti.
Menurut Erik Erikson, seorang ahli psikoanalisis, mengidentifikasi perkembangan sosial anak menjadi 4 tahap (Papalia dan Old, 2008:370), yaitu:
- Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.
- Autonomy vs Shame and Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun.
- Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
- Industry vs Inferiority (percaya diri vs rendah diri), usia 6 tahun.
![]() |
dokumentasi pribadi |
Aktivitas bermain belajar anak yang saya lakukan di rumah banyak saya dapatkan inspirasinya dari buku karya Mba Julia Sarah Rangkuti. Tapi buat para bunda yang tidak punya bukunya jangan khawatir banyak di internet ide tentang aktivitas bermain belajar yang dilakukan di rumah dengan minim budget. Berikut beberapa contoh aktivitas yang sudah saya lakukan bersama anak sulung.
- Sebelum memulai usahakan anak sudah mandi dan sarapan agar anak lebih konsentrasi dengan apa yang akan kita ajarkan.
- Siapkan jadwal rutin mingguan dengan tema yang berbeda setiap harinya.
- Berikan reward kecil ketika anak bisa mencapai yang kita ajarkan bisa berikan pelukan ataupun cemilan kesukaan anak yang kita larang konsumsi setiap hari.
- Siapkan budget setiap bulan untuk membeli ATK / perlengkapan lainnya untuk kebutuhan belajar dirumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar